Rabu, 19 September 2012

HTML tutorial

MATERI:
Element FORM, Element INPUT, Element SELECT, Element OPTION, Element TEXTAREA


ELEMENT FORM
Element FORM berfungsi untuk mendefinisikan form interaktif. Element ini mempunyai attribute yaitu action, dan method. Attribute action berisikan aksi terhadap form yang dikirim (URI) dan attribute method berisikan metode form melakukan proses pengiriman(GET/POST).

Sintaks:
<form action="action" method="GET"|"POST">
   ...........................
</form>




ELEMENT INPUT
Element INPUT berfungsi untuk mendefinisikan input yang akan dimasukkan pengguna. Element ini mempunyai attribute yaitu name, size, type, value, checked.
Attribute name mendefinisikan nama dari input kontrol form, attribute size mendefinisikan ukuran teks pada input kontrol, type mendefinisikan bentuk-bentuk input kontrol, value mendefinisikan nilai awal/reset/submit, checked mendefinisikan pilihan terpilih pada type radio/checkbox. Element ini tidak mempunyai tag penutup dan harus berada di dalam element FORM.

Sintaks:
<input
          name="name"
          size="number"
          type="text"|"checkbox"|"radio"|"submit"|"reset"
          value="value"
          checked >



ELEMENT SELECT
Element SELECT berfungsi untuk mendefinisikan opsi pilihan pada form kontrol. Element ini mempunyai attribute yaitu name, size, multiple(diizinkan banyak pilihan). Element ini harus berada di dalam element FORM.

Sintaks:
<select
          name="name"
          size="number"
          multiple >
.....................

</select>


ELEMENT OPTION
Element OPTION mendefinisikan opsi pilihan pada menu SELECT. Element ini mempunyai attribute selected, dan value. Attribute selected opsi terpilih dan attribute value berisikan nilai element OPTION. 

Sintaks:
<option
          selected
          value="number" >
.....................

</option>



ELEMENT TEXTAREA
Element TEXTAREA berfungsi sebagai input kontrol form untuk memasukkan teks lebih dari satu baris. Element ini mempunyai attribute yaitu name, cols, rows. Attribute name mendefinisikan nama input kontrol form element textarea, attribute cols mendefinisikan jumlah kolom textarea yang terlihat, dan attribute rows mendefinisikan jumlah baris textarea yang terlihat. Element ini harus berada di dalam element FORM

Sintaks:
<textarea
          name="name"
          cols="number"
          rows="number" >
.....................

</textarea>




LATIHAN
Gunakan teks editor misalkan "Notepad" untuk menyunting dan menyimpan script latihan di bawah ini. Untuk melihat hasilnya bukalah file tersebut dengan menggunakan web browser atau gunakan editor yang telah tersedia pada modul ini dengan mengklik menu Editor.


Latihan 1:
Buat form dengan input kontrol form seperti text, checkbox, radio, reset, submit, seperti tampilan di bawah ini:

form1
                         


Nama file: latihan7_1.html
<html>
<head>
<title>Latihan7-1</title>
</head>
<body>
<FORM METHOD="POST" ACTION="mailto:teknisi@jardiknas.org">
   <H4>FORM</H4>
   <INPUT TYPE="text" NAME="var1" SIZE="30" VALUE="Enter your name here.">
   <BR><BR>
   <B>Are you a student?</B>
   <INPUT TYPE="checkbox" NAME="var2">
   <BR><BR>
   <B>How old are you?</B>
   <BR>
   <INPUT TYPE="radio" NAME="var3" VALUE="r1">10 - 15
   <BR>
   <INPUT TYPE="radio" NAME="var3" VALUE="r2">16 - 20
   <BR>
   <INPUT TYPE="radio" NAME="var3" VALUE="r3">21 - 25
   <BR><BR>
   <INPUT TYPE="submit" NAME="var4" VALUE="Send">
   <INPUT TYPE="reset" NAME="var5" VALUE="Clear">
</FORM>
</body>
</html>
Jika diisi namanya adalah Rahmat ; student di check ; umur 21-25 ; maka jika form ini di submit data form yang terkirim adalah var1="Rahmat"&var2="1"&var3="r3"


Latihan 2:

Dari latihan 1 tambahkan menu select seperti gambar di bawah ini:

form2


   
Nama file: latihan7_2.html
<html>
<head>
<title>Latihan7-2</title>
</head>
<body>
<FORM METHOD="POST" ACTION="mailto:teknisi@jardiknas.org">
   <H4>FORM</H4>
   <INPUT TYPE="text" NAME="var1" SIZE="30" VALUE="Enter your name here.">
   <BR><BR>
   <B>Are you a student?</B>
   <INPUT TYPE="checkbox" NAME="var2">
   <BR><BR>
   <B>How old are you?</B>
   <BR>
   <INPUT TYPE="radio" NAME="var3" VALUE="r1">10 - 15
   <BR>
   <INPUT TYPE="radio" NAME="var3" VALUE="r2">16 - 20
   <BR>
   <INPUT TYPE="radio" NAME="var3" VALUE="r3">21 - 25
   <BR><BR>
   <B>Where are you from?</B>
   <BR>
   <SELECT NAME="var6" SIZE="1">
      <OPTION VALUE="BG">Bulgaria
      <OPTION VALUE="UK">United Kingdom
      <OPTION VALUE="USA" SELECTED>USA
   </SELECT>
   <BR><BR>
   <INPUT TYPE="submit" NAME="var4" VALUE="Send">
   <INPUT TYPE="reset" NAME="var5" VALUE="Clear">
</FORM>
</body>
</html>



Latihan 3:
Dari latihan 2 tambahkan textarea seperti gambar di bawah ini:

form3


   
Nama file: latihan7_2.html
<html>
<head>
<title>Latihan7-2</title>
</head>
<body>
<FORM METHOD="POST" ACTION="mailto:teknisi@jardiknas.org">
   <H4>FORM</H4>
   <INPUT TYPE="text" NAME="var1" SIZE="30" VALUE="Enter your name here.">
   <BR><BR>
   <B>Are you a student?</B>
   <INPUT TYPE="checkbox" NAME="var2">
   <BR><BR>
   <B>How old are you?</B>
   <BR>
   <INPUT TYPE="radio" NAME="var3" VALUE="r1">10 - 15
   <BR>
   <INPUT TYPE="radio" NAME="var3" VALUE="r2">16 - 20
   <BR>
   <INPUT TYPE="radio" NAME="var3" VALUE="r3">21 - 25
   <BR><BR>
   <B>Where are you from?</B>
   <BR>
   <SELECT NAME="var6" SIZE="1">
      <OPTION VALUE="BG">Bulgaria
      <OPTION VALUE="UK">United Kingdom
      <OPTION VALUE="USA" SELECTED>USA
   </SELECT>
   <BR><BR>
   <B>Your comment:</B>
   <BR>
   <TEXTAREA NAME="var7" COLS="30" ROWS="6">
   </TEXTAREA>
   <BR><BR>
   <INPUT TYPE="submit" NAME="var4" VALUE="Send">
   <INPUT TYPE="reset" NAME="var5" VALUE="Clear">
</FORM>
</body>
</html>

Catatan:
Pemberian nilai attribute action pada element FORM dengan menuju ke alamat email adalah untuk memperlihatkan nilai-nilai data form yang dikirimkan.







Kamis, 06 September 2012

Jarkom ( setting Router)

Kalau menggunakan satu router dalam sebuah jaringan mungkin hal yang sudah biasa dilakukan, tetapi untuk menggabungkan 2 router dalam satu jaringan apakah bisa?
Untuk apa menggabungkan 2 router dalam sebuah jaringan, jawabnya untuk jaga-jaga, bila kita pengusaha warnet, atau kantor, dan kita dalam kondisi harus setiap saat online maka diperlukan 2 ISP (Provider) satu provider mewakili satu Router berarti kita harus membutuhkan 2 Router, tujuannya :
  1. Bila salah satu ISP (Provider) down atau bermasalah, maka ISP (Provider) tetap bekerja, sehingga Jaringan kita tidak terhenti beroperasi.
  2. Dengan menggabungkan 2 Router dengan masing-masing Router dalam satu jaringan, maka pemakaian internet lebih cepat, karena tidak dibebankan pada satu router saja.
Untuk mejawab pertanyaan diatas, apakah bisa 2 router digabungkan dalam sebuah jaringan, jawabnya bisa ;
Caranya :
  • DHCP Dinonaktifkan
  • Bila Router 1 anda menggunakan IP 192.168.1.1 maka setting Router ke dua anda dengan IP. 192.168.1.2
  • Buka Network Network Conection, pada Local Area Conection klik kanan mouse kemudian klik Properties
  • Pilih Internet Protocol (TCP/IP) kemudian klik Properties
  • Centrang Use the “following IP address” dan isikan IP adress komputer seperti contoh gambar dibawah ini

  • Untuk IP adress komputer dan komputer Client harus mulai dari 192.168.1.3 sampai seterusnya.
  • Untuk Gatway, masukkan nomor IP Router 1 yaitu 192.168.1.1
  • Masukkan Nomor IP DNS.
  • Agar Gatway Router ke 2 di aktifkan pada jaringan, klik “Advanced
  • Klik “Add” kemudian masukkan IP Adress Router ke 2 yaitu 192.168.1.2 kemudian klik “add” seperti gambar dibawah ini.

  • Setelah itu klik DNS, maka akan tampil 2 DNS pada router pertama, untuk menambahkan DNS untuk Router yang ke dua, klik “Add” kemudian masukkan no IP DNS pertama dari Router ke 2, kemudian klik “add“, ulangi sekali lagi untuk memasukkan IP DNS kedua dari router ke 2.

  • kemudian klik “Ok’, lalu klik “Ok” sekali lagi, kemudian klik “Close“untuk keluar dari setting Network.
  • Lakukan setting Network pada komputer lainnya dengan cara yang sama, yang berbeda adalah IP adressnya, jangan ada yang sama mulai dari 192.168.1.4 dst.
Dua Router dan 2 ISP (Provider) akan dapat bekerja dalam satu jaringan anda dan sekaligus dapat saling sharing Printer dan dokumen.

di sadur dari :http://dunovteck.wordpress.com

Selasa, 26 Juni 2012

Model Pembelajaran


Pertanyaan
1.      Jelaskan minimal 8 keterampilan dasar mengajar secara konsep maupun aplikatif.
2.      Jelaskan model pembelajaran apa (dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa dikaji dari 1) konsep, 2) karakteristik, 3) filsafatnya, 4) tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasai kemampuan tersebut.
3.      Model pembelajaran CTL merupakan bagian dari model pembelajaran yang harus diimplementasikan dalam pendekatan KTSP, coba saudara jelaskan 1) konsep CTL, 2) prosedur CTL, 3) filsafat dan teori belajar yang dianutnya.
4.      Simulasi merupakan bagian dari model pembelajaran yang sering digunakan dalam membentuk kemampuan siswa, coba saudara jelaskan 4 (empat) model simulasi dilihat dari karakteristiknya.
5.      Jelaskan minimal 3 model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran afektif, jelaskan karakteristiknya.
6.      Pembelajaran yang dapat membentuk kemampuan social dan kerjasama dapat menggunakan alternatif pembelajaran kooperatif. Jelaskan karakteristik model pembelajaran tersebut.


Jawaban No 1
Keterampilan dasar mengajar  (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
1.      Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelasakan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.
2.    Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban(respon) dari peserta didik.
3.   Keterampilan Menggunakan Variasi Stimulus
Keterampilan menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan guru dalam menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga siswa bergairah dan antusias dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat  berlangsung secara efektif.
4.   Keterampilan Memberi Penguatan
Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
5.   Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran  peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.

6.   Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
7.   Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.
8.   Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu. Untuk itu guru memiliki peran sangat penting sebagai pembimbing agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Jawaban No 2

1. PAKEM
A. Konsep PAKEM

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.

B. Karakteristik PAKEM
Dalam setiap model pembelajaran tentunya ada yang menjadi karakter dari model pembelajaran tersebut. Berikut ini adalah karakteristik dari model PAKEM, yaitu:
Aktif, maksudnya model pembelajaran ini menuntut peserta didik untuk aktif dengan lingkungan sekolah dengan melibatkan diri dalam berbagai sesi pembelajaran.
Kreatif, maksudnya pembelajarannya membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran.
Efektif, maksudnya setelah peserta didik mampu untuk aktif, kreatif diharapkan proses pembelajaran menjadi efektif sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan mudah.
Menyenangkan, maksudnya, pembelajaran PAKEM dirancang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Dalam kaitan ini, Rose and Nicholl (2003) mengatakan bahwa pembelajaran yang menyenangkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Berusaha menciptakan lingkungan tanpa stress.
Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan. Anda ingin belajar ketika Anda melihat manfaat dan pentingnya bahan ajar.
Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif, yang pada umumnya hal itu terjadi ketika belajar dilakukan bersama dengan orang lain, ketika ada humor dan dorongan semangat , waktu rehat dan jeda teratur, serta dukungan antusias.
Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan.
Menantang peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengekspresikan apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar.
Mengkonsolidasikan bahan yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang relaks.
Agar pembelajaran dapat menyenangkan dan efektif perlu melibatkan pembelajaran multi-indera, yaitu:
Dengan membaca dan memvisualisasikan bahan ajar berati kita telah melihatnya  Visual .
Dengan memberi fakta kunci keras-keras, mengajukan pertanyaan, dan menjawabnya berarti Anda telah mendengarnya Auditorial
Dengan menuliskan pokok masalah pada kartu dan menyusunnya dalam urutan logis berarti Anda telah melakukannya Kinestetik/Fisik.
Dalam PAKEM juga sebaiknya kita menggunakan SAVI, yaitu:
Somatis, yaitu belajar sambil berbuat dan bergerak.
Auditori, yaitu belajar dengan berbicara dan mendengarkan.
Visual, yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan
Intelektual, yaitu belajar dengan memecahkan masalah dan merenung.

C. Filsafat PAKEM
Yang melandasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) antara lain filsafat Konstruktivisme yang menekankan agar peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau pengalaman awal yang telah dimiliki peserta didik. Harapannya mereka mampu membangun makna bagi fenomena yang berbeda. Di samping itu, juga filsafat Pragmatisme yang menekankan agar dalam pembelajaran peserta didik sebagai subyek yang aktif, sementara guru sebagai fasilitator (Lihar Ornstein & Levine, 1985).
Sekurang-kurangnya dua filsafat pendidikan tersebut yang melandasi pembelajaran model PAKEM. Tujuannya dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan daya serap peserta didik terhadap bahan ajar meningkat sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar.

2. Koperatif (Cooperative Learning)

A. Konsep Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih dan asuh, sehingga tercipta masyarakat belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari sesama siswa.


B. Karakteristik

Pembelajaran kooperatif memiliki ciri atau karakteristik diantaranya :

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan. Elemen-elemen yang sekaligus merupakan karakteristik pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan keterampilan hubungan antar pribadi (Nurhadi dan Senduk, 2003: 60). Berikut penjelasan untuk masing-masing elemen.
1. Saling Ketergantungan Positif
Saling ketergantungan positif adalah hubungan yang saling membutuhkan. Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil yang optimal, yang dicapai melalui: a. saling ketergantungan pencapaian tujuan, b. saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, c. saling ketergantungan bahan atau sumber belajar, d. saling ketergantungan peran, dan saling ketergantungan hadiah.
2. Interaksi Tatap Muka
Interaksi tatap muka terwujud dengan adanya dialog yang dilakukan bukan hanya antara siswa dengan guru tetapi juga antara siswa dengan siswa. Interaksi semacam itu memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber belajar. Fakta seperti itu dibutuhkan karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari sesama siswa.
3. Akuntabilitas Individual
Pembelajaran kooperatif terwujud dalam bentuk belajar kelompok. Meskipun demikian penilaian tertuju pada penguasaan materi belajar secara individual. Hasil penilaian pada kemampuan individual tersebut selanjutnya disampaikan guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa diantara mereka yang memerlukan bantuan dan yang dapat memberikan bantuan.
4. Keterampilan Menjalin Hubungan antar Pribadi
Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal relationship) dikembangkan. Pengembangan kemampuan tersebut dilakukan dengan melatih siswa untuk bersikap tenggang rasa, sopan, mengkritik ide bukan pribadi, tidak mendominasi pembicaraan, menghargai pendapat orang lain, dst.
C. Filsafat

Pembelajaran kooperatif didasarkan teori konstruktivistik, bahwa siswa dapat menemukan dan memahami konsep-konsep yang dipelajari dengan cara mongkonsrruksi pengalamannya. Usaha untuk mengkonsrruksi pengalaman akan lebih mudah dilakukan jika mereka melakukannya dengan bekerja sama. Menurut Arends (2008: 37), akar intelektual pembelajaran kooperatif berasal dari tradisi pendidikan yang menekankan pemikiran dan praktis demokratis: belajar secara aktif, perilaku kooperatif, dan menghormati pluralisme di masyarakat yang multikultural.

Jawaban No 3

a) Konsep CTL
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Ada tiga hal yang harus dipahami. Pertama CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, kedua CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, ketiga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan.
b) Prosedur CTL
- Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
- Pemerolehan pengetahuan yang sudah ada (dengan cara mempelajari mempelajari secara keseluruhan)
- Pemahan pengetahuan
- Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman yang telah di dapat.
- Melakukan refleksi.
c) Filsafat dan teori yang di anut
            Contextual Teaching and Learning (CTL) menganut teori konstriktivisme. Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

Jawaban No 4
a. Simulasi Game.
 Simulasi game merupakan bermain peranan, para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan yang ditentukan.
b. Pear teaching / tutor sebaya
Pengajaran sebaya adalah sistem pengajaran yang dilakukan siswa satu sama lain dengansaling membantu dalam belajar dan mengajar. Pengajaran sebaya dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti satu orang satu tutor (siswa yang lebih berpengalaman), presentasi siswa dalam seminar atau pembelajaran di kelas.
c. Bermain peran (role playing)
Permainan peran merupakan sebuah cara yang menempatkan para peserta pelatihan dengan anggapan berada pada posisi indentitas berbeda dengan kondisi sebenarnya, para peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, daan berbagai strategi pemecahan masalah
             d. Sosiodrama
Sosiodrama adalah salah satu strategi multiple intelligences yang sangat efektif memasukkan informasi materi belajar ke dalam memori jangka panjang siswa dan Sosiodrama dimaksudkan untuk kegiatan  mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial



Jawaban No 5
Ada beberapa model pemebelajaran afektif, diantaranya :
· Model Konsiderasi
Manusia seringkali bersifat egoistis, lebih memperhatikan, mementingkan, dan sibuk dan sibuk mengurusi dirinya sendiri. Melalui penggunaan model konsiderasi (consideration model) siswa didorong untuk lebih peduli, lebih memperhatikan orang lain, sehingga mereka dapat bergaul, bekerja sama, dan hidup secara harmonis dengan orang lain.
Langkah-langkah pembelajaran konsiderasi:
1.         menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konsiderasi
2.         meminta siswa menganalisis situasi untuk menemukan isyarat-isyarat yang tersembunyi berkenaan dengan perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain
3.         siswa menuliskan responsnya masing-masing
4.         siswa menganalisis respons siswa lain
5.         mengajak siswa melihat konsekuesi dari tiap tindakannya
6.         meminta siswa untuk menentukan pilihannya sendiri
·      Model pembentukan rasional
Dalam kehidupannya, orang berpegang pada nilai-nilai sebagai standar bagi segala aktivitasnya. Nilai-nilai ini ada yang tersembunyi, dan ada pula yang dapat dinyatakan secara eksplisit. Nilai juga bersifat multidimensional, ada yang relatif dan ada yang absolut. Model pembentukan rasional (rational building model) bertujuan mengembangkan kematangan pemikiran tentang nilai-nilai.
Langkah-langkah pembelajaran rasional:
1.    menigidentifikasi situasi dimana ada ketidakserasian atu penyimpangan tindakan
2.    menghimpun informasi tambahan
3.    menganalisis situasi dengan berpegang pada norma, prinsip atu ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam masyarakat
4.    mencari alternatif tindakan dengan memikirkan akibat-akibatnya, mengambil keputusan dengan berpegang pada prinsip atau ketentuen-ketentuan legal dalam masyarakat.
·      Model nondirektif
Para siswa memiliki potensi dan kemampuan untuk berkembang sendiri. Perkembangan pribadi yang utuh berlangsung dalam suasana permisif dan kondusif. Guru hendaknya menghargai potensi dan kemampuan siswa dan berperan sebagai fasilitator/konselor dalam pengembangan kepribadian siswa. Penggunaan model ini bertujuan membantu siswa mengaktualisasikan dirinya.
Langkah-langkah pembelajaran nondirekif:
1.  menciptakan sesuatu yang permisif melalui ekspresi bebas,
2.  pengungkapan siswa mengemukakan perasaan, pemikiran dan masalah-masalah yang dihadapinya,guru menerima dan memberikan klarifikasi,
3.  pengembangan pemahaman (insight), siswa mendiskusikan masalah, guru memberrikan dorongan,
4.  perencanaan dan penentuan keputusan, siswa merencanakan dan menentukan keputusan, guru memberikan klarifikasi,
5.  integrasi, siswa memperoleh pemahaman lebih luas dan mengembangkan kegiatan-kegiatan positif. Satuan pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif dapat dicapai. Keberhasilan pendidik melaksanakan pembelajaran ranah afektif dan keberhasilan peserta didik mencapai kompetensi afektif perlu dinilai.

Jawaban No 6

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan. Elemen-elemen yang sekaligus merupakan karakteristik pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan keterampilan hubungan antar pribadi (Nurhadi dan Senduk, 2003: 60). Berikut penjelasan untuk masing-masing elemen.
1. Saling Ketergantungan Positif
Saling ketergantungan positif adalah hubungan yang saling membutuhkan. Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil yang optimal, yang dicapai melalui: a. saling ketergantungan pencapaian tujuan, b. saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, c. saling ketergantungan bahan atau sumber belajar, d. saling ketergantungan peran, dan saling ketergantungan hadiah.
2. Interaksi Tatap Muka
Interaksi tatap muka terwujud dengan adanya dialog yang dilakukan bukan hanya antara siswa dengan guru tetapi juga antara siswa dengan siswa. Interaksi semacam itu memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber belajar. Fakta seperti itu dibutuhkan karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari sesama siswa.
3. Akuntabilitas Individual
Pembelajaran kooperatif terwujud dalam bentuk belajar kelompok. Meskipun demikian penilaian tertuju pada penguasaan materi belajar secara individual. Hasil penilaian pada kemampuan individual tersebut selanjutnya disampaikan guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa diantara mereka yang memerlukan bantuan dan yang dapat memberikan bantuan.
4. Keterampilan Menjalin Hubungan antar Pribadi
Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal relationship) dikembangkan. Pengembangan kemampuan tersebut dilakukan dengan melatih siswa untuk bersikap tenggang rasa, sopan, mengkritik ide bukan pribadi, tidak mendominasi pembicaraan, menghargai pendapat orang lain, dst.