Pertanyaan
1. Jelaskan
minimal 8 keterampilan dasar mengajar secara konsep maupun aplikatif.
2. Jelaskan
model pembelajaran apa (dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan
siswa dikaji dari 1) konsep, 2) karakteristik, 3) filsafatnya, 4) tingkat
(usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasai kemampuan tersebut.
3. Model
pembelajaran CTL merupakan bagian dari model pembelajaran yang harus
diimplementasikan dalam pendekatan KTSP, coba saudara jelaskan 1) konsep CTL,
2) prosedur CTL, 3) filsafat dan teori belajar yang dianutnya.
4. Simulasi
merupakan bagian dari model pembelajaran yang sering digunakan dalam membentuk
kemampuan siswa, coba saudara jelaskan 4 (empat) model simulasi dilihat dari
karakteristiknya.
5. Jelaskan
minimal 3 model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran afektif,
jelaskan karakteristiknya.
6. Pembelajaran
yang dapat membentuk kemampuan social dan kerjasama dapat menggunakan
alternatif pembelajaran kooperatif. Jelaskan karakteristik model pembelajaran
tersebut.
Jawaban
No 1
Keterampilan
dasar mengajar (teaching skills) adalah
kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional
behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara
agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional
(As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus
dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
1. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan
menjelasakan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang
diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga
mudah dipahami para peserta didik.
2.
Keterampilan Bertanya
Bertanya
merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk dalam
komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan
yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan
jawaban(respon) dari peserta didik.
3. Keterampilan Menggunakan Variasi Stimulus
Keterampilan
menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan guru dalam menggunakan
bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan kepada siswa agar
suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga siswa bergairah dan antusias
dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif.
4.
Keterampilan Memberi Penguatan
Memberi
penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu
bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah
laku tersebut di saat yang lain.
5.
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan
membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik
agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik
harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan
ditempuh.
Keterampilan
menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti
pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran,
mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam
proses belajar mengajar.
6.
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Keterampilan
mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik
dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3
hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan
keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah
kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang
digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau
perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
7.
Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan
mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan
suasana belajar mengajar yang optimal.
8.
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi
kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama
kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau
kelompok tertentu. Untuk itu guru memiliki peran sangat penting sebagai pembimbing
agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Jawaban No 2
1.
PAKEM
A. Konsep PAKEM
PAKEM
adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si
pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya
menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran
tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka
pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari
siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu
menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan penekanan kepada belajar sambil
bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar
termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan
dan efektif.
B.
Karakteristik PAKEM
Dalam setiap model pembelajaran tentunya ada yang menjadi
karakter dari model pembelajaran tersebut. Berikut ini adalah karakteristik
dari model PAKEM, yaitu:
Aktif, maksudnya model pembelajaran ini menuntut
peserta didik untuk aktif dengan lingkungan sekolah dengan melibatkan diri
dalam berbagai sesi pembelajaran.
Kreatif, maksudnya pembelajarannya membangun
kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan
sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang
harus diselesaikan dalam pembelajaran.
Efektif, maksudnya setelah peserta didik mampu untuk
aktif, kreatif diharapkan proses pembelajaran menjadi efektif sehingga tujuan
pembelajaran bisa tercapai dengan mudah.
Menyenangkan, maksudnya, pembelajaran PAKEM dirancang
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dengan suasana
pembelajaran yang menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
Dalam
kaitan ini, Rose and Nicholl (2003) mengatakan bahwa pembelajaran yang
menyenangkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Berusaha
menciptakan lingkungan tanpa stress.
Menjamin
bahwa bahan ajar itu relevan. Anda ingin belajar ketika Anda melihat manfaat
dan pentingnya bahan ajar.
Menjamin
bahwa belajar secara emosional adalah positif, yang pada umumnya hal itu
terjadi ketika belajar dilakukan bersama dengan orang lain, ketika ada humor
dan dorongan semangat , waktu rehat dan jeda teratur, serta dukungan antusias.
Melibatkan
secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan.
Menantang
peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengekspresikan apa yang
sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk
memahami bahan ajar.
Mengkonsolidasikan
bahan yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang
relaks.
Agar
pembelajaran dapat menyenangkan dan efektif perlu melibatkan pembelajaran
multi-indera, yaitu:
Dengan
membaca dan memvisualisasikan bahan ajar berati kita telah melihatnya Visual .
Dengan
memberi fakta kunci keras-keras, mengajukan pertanyaan, dan menjawabnya berarti
Anda telah mendengarnya Auditorial
Dengan
menuliskan pokok masalah pada kartu dan menyusunnya dalam urutan logis berarti
Anda telah melakukannya Kinestetik/Fisik.
Dalam
PAKEM juga sebaiknya kita menggunakan SAVI, yaitu:
Somatis,
yaitu belajar sambil berbuat dan bergerak.
Auditori,
yaitu belajar dengan berbicara dan mendengarkan.
Visual,
yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan
Intelektual,
yaitu belajar dengan memecahkan masalah dan merenung.
C.
Filsafat PAKEM
Yang
melandasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) antara
lain filsafat Konstruktivisme yang menekankan agar peserta didik mampu
mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau pengalaman awal yang telah
dimiliki peserta didik. Harapannya mereka mampu membangun makna bagi fenomena
yang berbeda. Di samping itu, juga filsafat Pragmatisme yang menekankan agar
dalam pembelajaran peserta didik sebagai subyek yang aktif, sementara guru
sebagai fasilitator (Lihar Ornstein & Levine, 1985).
Sekurang-kurangnya
dua filsafat pendidikan tersebut yang melandasi pembelajaran model PAKEM.
Tujuannya dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
daya serap peserta didik terhadap bahan ajar meningkat sehingga berdampak pada
peningkatan hasil belajar.
2.
Koperatif (Cooperative Learning)
A.
Konsep Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih dan asuh, sehingga tercipta masyarakat belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari sesama siswa.
B.
Karakteristik
Pembelajaran
kooperatif memiliki ciri atau karakteristik diantaranya :
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan. Elemen-elemen yang sekaligus merupakan karakteristik pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan keterampilan hubungan antar pribadi (Nurhadi dan Senduk, 2003: 60). Berikut penjelasan untuk masing-masing elemen.
1. Saling Ketergantungan Positif
Saling
ketergantungan positif adalah hubungan yang saling membutuhkan. Saling
ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif yang memungkinkan
sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil yang optimal, yang
dicapai melalui: a. saling ketergantungan pencapaian tujuan, b. saling
ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, c. saling ketergantungan bahan atau
sumber belajar, d. saling ketergantungan peran, dan saling ketergantungan
hadiah.
2. Interaksi Tatap Muka
Interaksi
tatap muka terwujud dengan adanya dialog yang dilakukan bukan hanya antara
siswa dengan guru tetapi juga antara siswa dengan siswa. Interaksi semacam itu
memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber belajar. Fakta seperti itu
dibutuhkan karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari sesama siswa.
3. Akuntabilitas Individual
Pembelajaran
kooperatif terwujud dalam bentuk belajar kelompok. Meskipun demikian penilaian
tertuju pada penguasaan materi belajar secara individual. Hasil penilaian pada
kemampuan individual tersebut selanjutnya disampaikan guru kepada kelompok agar
semua anggota kelompok mengetahui siapa diantara mereka yang memerlukan bantuan
dan yang dapat memberikan bantuan.
4. Keterampilan Menjalin Hubungan antar Pribadi
Dalam
pembelajaran kooperatif keterampilan menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal
relationship) dikembangkan. Pengembangan kemampuan tersebut dilakukan
dengan melatih siswa untuk bersikap tenggang rasa, sopan, mengkritik ide bukan
pribadi, tidak mendominasi pembicaraan, menghargai pendapat orang lain, dst.
C.
Filsafat
Pembelajaran
kooperatif didasarkan teori konstruktivistik, bahwa siswa dapat menemukan dan
memahami konsep-konsep yang dipelajari dengan cara mongkonsrruksi
pengalamannya. Usaha untuk mengkonsrruksi pengalaman akan lebih mudah dilakukan
jika mereka melakukannya dengan bekerja sama. Menurut Arends (2008: 37), akar
intelektual pembelajaran kooperatif berasal dari tradisi pendidikan yang
menekankan pemikiran dan praktis demokratis: belajar secara aktif, perilaku
kooperatif, dan menghormati pluralisme di masyarakat yang multikultural.
Jawaban No 3
a)
Konsep CTL
Pembelajaran
Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan
antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Ada tiga hal yang harus dipahami. Pertama CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, kedua CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, ketiga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan.
b)
Prosedur CTL
-
Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
-
Pemerolehan pengetahuan yang sudah ada (dengan cara mempelajari mempelajari
secara keseluruhan)
-
Pemahan pengetahuan
-
Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman yang telah di dapat.
-
Melakukan refleksi.
c)
Filsafat dan teori yang di anut
Contextual
Teaching and Learning (CTL) menganut teori konstriktivisme. Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai
pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna
dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan
yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan
dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai
pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
Jawaban
No 4
a. Simulasi Game.
Simulasi
game merupakan bermain peranan, para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan
tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan yang ditentukan.
b.
Pear teaching / tutor sebaya
Pengajaran
sebaya adalah sistem pengajaran yang dilakukan siswa satu sama lain dengansaling
membantu dalam belajar dan mengajar. Pengajaran sebaya dapat dilakukan dengan
berbagai bentuk seperti satu orang satu tutor (siswa yang lebih berpengalaman),
presentasi siswa dalam seminar atau pembelajaran di kelas.
c.
Bermain peran (role playing)
Permainan
peran merupakan sebuah cara yang menempatkan para peserta pelatihan dengan
anggapan berada pada posisi indentitas berbeda dengan kondisi sebenarnya, para
peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara
memperagakannya dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama para peserta
didik dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, daan berbagai strategi
pemecahan masalah
d. Sosiodrama
Sosiodrama
adalah salah satu strategi multiple intelligences yang sangat efektif
memasukkan informasi materi belajar ke dalam memori jangka panjang siswa dan Sosiodrama
dimaksudkan untuk kegiatan mengajar
dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial
Jawaban No 5
Ada beberapa model pemebelajaran afektif,
diantaranya :
· Model Konsiderasi
Manusia seringkali bersifat egoistis, lebih
memperhatikan, mementingkan, dan sibuk dan sibuk mengurusi dirinya sendiri.
Melalui penggunaan model konsiderasi (consideration model) siswa didorong untuk
lebih peduli, lebih memperhatikan orang lain, sehingga mereka dapat bergaul,
bekerja sama, dan hidup secara harmonis dengan orang lain.
Langkah-langkah pembelajaran konsiderasi:
1. menghadapkan
siswa pada situasi yang mengandung konsiderasi
2. meminta
siswa menganalisis situasi untuk menemukan isyarat-isyarat yang tersembunyi
berkenaan dengan perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain
3. siswa
menuliskan responsnya masing-masing
4. siswa
menganalisis respons siswa lain
5. mengajak
siswa melihat konsekuesi dari tiap tindakannya
6. meminta
siswa untuk menentukan pilihannya sendiri
·
Model
pembentukan rasional
Dalam kehidupannya, orang berpegang pada nilai-nilai
sebagai standar bagi segala aktivitasnya. Nilai-nilai ini ada yang tersembunyi,
dan ada pula yang dapat dinyatakan secara eksplisit. Nilai juga bersifat
multidimensional, ada yang relatif dan ada yang absolut. Model pembentukan
rasional (rational building model) bertujuan mengembangkan kematangan pemikiran
tentang nilai-nilai.
Langkah-langkah pembelajaran rasional:
1. menigidentifikasi situasi dimana ada
ketidakserasian atu penyimpangan tindakan
2. menghimpun informasi tambahan
3. menganalisis situasi dengan berpegang pada
norma, prinsip atu ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam masyarakat
4. mencari alternatif tindakan dengan
memikirkan akibat-akibatnya, mengambil keputusan dengan berpegang pada prinsip
atau ketentuen-ketentuan legal dalam masyarakat.
·
Model
nondirektif
Para siswa memiliki potensi dan kemampuan untuk
berkembang sendiri. Perkembangan pribadi yang utuh berlangsung dalam suasana
permisif dan kondusif. Guru hendaknya menghargai potensi dan kemampuan siswa
dan berperan sebagai fasilitator/konselor dalam pengembangan kepribadian siswa.
Penggunaan model ini bertujuan membantu siswa mengaktualisasikan dirinya.
Langkah-langkah pembelajaran nondirekif:
1. menciptakan sesuatu yang permisif melalui
ekspresi bebas,
2. pengungkapan siswa mengemukakan perasaan,
pemikiran dan masalah-masalah yang dihadapinya,guru menerima dan memberikan
klarifikasi,
3. pengembangan pemahaman (insight), siswa
mendiskusikan masalah, guru memberrikan dorongan,
4. perencanaan dan penentuan keputusan, siswa
merencanakan dan menentukan keputusan, guru memberikan klarifikasi,
5. integrasi, siswa memperoleh pemahaman lebih
luas dan mengembangkan kegiatan-kegiatan positif. Satuan pendidikan harus
merancang kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif
dapat dicapai. Keberhasilan pendidik melaksanakan pembelajaran ranah afektif
dan keberhasilan peserta didik mencapai kompetensi afektif perlu dinilai.
Jawaban No 6
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di
dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan. Elemen-elemen yang
sekaligus merupakan karakteristik pembelajaran kooperatif adalah sebagai
berikut: saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas
individual, dan keterampilan hubungan antar pribadi (Nurhadi dan Senduk, 2003:
60). Berikut penjelasan untuk masing-masing elemen.
1. Saling Ketergantungan Positif
Saling ketergantungan positif adalah hubungan yang
saling membutuhkan. Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi
promotif yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih
hasil yang optimal, yang dicapai melalui: a. saling ketergantungan pencapaian tujuan,
b. saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, c. saling ketergantungan
bahan atau sumber belajar, d. saling ketergantungan peran, dan saling
ketergantungan hadiah.
2. Interaksi Tatap Muka
Interaksi tatap muka terwujud dengan adanya dialog
yang dilakukan bukan hanya antara siswa dengan guru tetapi juga antara siswa
dengan siswa. Interaksi semacam itu memungkinkan para siswa dapat saling
menjadi sumber belajar. Fakta seperti itu dibutuhkan karena ada siswa yang
merasa lebih mudah belajar dari sesama siswa.
3. Akuntabilitas Individual
Pembelajaran
kooperatif terwujud dalam bentuk belajar kelompok. Meskipun demikian penilaian
tertuju pada penguasaan materi belajar secara individual. Hasil penilaian pada
kemampuan individual tersebut selanjutnya disampaikan guru kepada kelompok agar
semua anggota kelompok mengetahui siapa diantara mereka yang memerlukan bantuan
dan yang dapat memberikan bantuan.
4. Keterampilan Menjalin Hubungan antar Pribadi
Dalam
pembelajaran kooperatif keterampilan menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal
relationship) dikembangkan. Pengembangan kemampuan tersebut dilakukan
dengan melatih siswa untuk bersikap tenggang rasa, sopan, mengkritik ide bukan
pribadi, tidak mendominasi pembicaraan, menghargai pendapat orang lain, dst.
Best 888casino in Ireland ᐈ Review & 2021 Bonus
BalasHapusFind the 벳 365 가상 축구 best 888casino 넷마블 바카라 review ➡️ 페이 백 먹튀 Casino Games, Bonuses and Games ✚ Ratings 가입시 꽁 머니 환전 from 맥스 벳 Experts.